Analisis Emotif Pendekatan dalam Apresiasi Sastra Menurut Teori Abrams pada Novel Balada Si Roy Karya Gol A Gong

Sumber: Gramedia.com

“Pikiran feodal harus dirobohkan, oligarki harus ditumbangkan.” -Gol A Gong, Balada Si Roy.

Novel Balada Si Roy karya Gol A Gong telah diadaptasi menjadi sebuah film tahun 2022 yang disutradarai oleh Fajar Nugros, dirilis tanggal 19 Januari 2023. Film berlatar tempat di Serang, tokoh Roy dibintangi oleh aktor Abidzar Al-Ghifari. Semula novel ini terlihat seperti fiksi remaja pada umumnya, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang menjadi daya tarik pembaca. Sekilas Balada Si Roy membahas tentang kisah asmara antara Roy dengan Ani, kedekatan keduanya memancing amarah sang penguasa sekolah yaitu Dullah yang juga mencintai gadis tersebut. Novel ini tidak hanya membahas perihal cinta, melainkan ada beberapa hal menarik yang akan dianalisis melalui pendekatan emotif dalam apresiasi sastra menurut teori Abrams.

Pertemanan yang terjalin antara Roy, Andi, dan Toni diberikan nama geng RAT ingin menentang perbuatan yang dilakukan oleh Borsalino mendapatkan dukungan dari murid lain. Geng Borsalino diketuai oleh Dullah sangat ditakuti oleh semua murid karena ayahnya merupakan orang yang berkuasa di Serang, sehingga sering kali menindas dan merendahkan sesuka hati. Sikap Dullah ini tentu ada di kehidupan nyata, di mana orang kaya dengan seenaknya menindas, merendahkan, menghina, dan mencaci maki golongan kelas bawah. Orang seperti Dullah merasa memiliki kuasa, harta, dan tahta yang bisa membeli apa pun atas kehendaknya. Golongan dari kelas bawah harus tunduk, selalu menghormati, dan merasa segan kepadanya. Penyebabnya karena pemikiran feodalisme dan oligarki.

Goodby 2024

sumber foto: https://kumparan.com/

Rasanya 2024 itu kemarin terasa cepat berlalu. Kini sudah mau menginjak di tahun baru 2025. Sejenak kita berpikir, apa saja yang telah dilalui, apa saja yang telah dikerjakan dan direncanakan, apakah jauh dari harapan atau  meleset dari apa yang ditargetkan. Tentu beragam jawaban dari pertanyaan itu. Terkait siapa diri kita ini, mengemban amanah apa, berperan sebagai apa tentu ada tingkat kesulitan dan tantangan yang berbeda pula. Namun jika bisa disimpulkan inilah akhir dari semua apa yang telah kita lalui. Semua kesulitan semua kemudahan, kegagalan dan keberhasilan kita bisa ukur dari akhir tahun ini menjadi bahan koreksi atau evaluasi untuk tahun 2025 kededepan.

Entah itu tentang target yang belum tercapai, kerugian dan kegagalan dalam bisnis maupun dalam romantika kehidupan rumah tangga maupun kehidupan sosial yang kadang-kadang membuat kita mengelus dada. Kadang ada ujian atau cobaan yang datangnya tidak konfirmasi atau juga kejutan yang indah yang terus kita rasakan sampai kita lupa dengan semua anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Seperti badan yang sehat, keluarga yang lengkap, dan pencapaian-pencapain kehidupan yang lainnya.

Analisis Historis dan Emotif pada Novel Max Havelaar Karya Multatuli Menggunakan Pendekatan dalam Apresiasi Sastra Menurut Teori Abrams

Sumber: Gramedia.com

“Ya, dia cerdik … tapi ada kecerobohan dalam kecerdikannya. Dia pintar … tapi tidak memanfaatkan kepintarannya dengan baik. Ya, dia baik hati, tapi … dia memamerkannya!”
―Multatuli,
Max Havelaar or the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company.

Novel Max Havelaar ditulis oleh Multatuli (nama pena penulis Belanda yaitu Edward Douwes Dekker) hanya dalam waktu satu bulan pada tahun 1859 di sebuah losmen di Belgia. Tahun 1860 novel ini terbit untuk pertama kalinya dalam bahasa Belanda dengan judul asli Max Havelaar, of De koffij-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappij (Max Havelaar atau Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda). HB Jassin menerjemahkan novel ini dari bahasa Belanda aslinya ke dalam bahasa Indonesia tahun 1972, dicetak ulang pada 1973, dan ditahun yang sama mendapat penghargaan dari Yayasan Prins Bernhard diundang untuk tinggal di Belanda selama satu tahun.

Max Havelaar diadaptasi menjadi sebuah film tahun 1976 yang disutradarai oleh Fons Rademakers, ditujukan sebagai bagian dari kemitraan antara Belanda-Indonesia. Film ini melibatkan beberapa aktris Indonesia seperti Rima Melati, tetapi relatif tidak populer di Indonesia, bahkan sempat dilarang beredar oleh pemerintah Orde Baru setelah beberapa saat diputar di gedung bioskop. Film ini tertahan di Badan Sensor Film (BSF) selama sepuluh tahun sebelum beredar dan sewaktu pada awal pembuatannya sudah menimbulkan kericuhan. DA Peransi yang awalnya menjadi ko-sutradara menarik diri karena perbedaan prinsip mengenai cara penanganan kisah, sehingga film ini penyelesaiannya memakan waktu tiga tahun, dan tidak diperbolehkan untuk ditayangkan di Indonesia sampai tahun 1987.

Peringatan Hari Ibu, Smartfren Community Kabupaten Serang Ajak Perempuan Berkarya dan Berdaya Lewat Menulis Buku

Kabupaten Serang – Dalam rangka memperingati hari ibu, Smartfren Community Kabupaten Serang berkolaborasi dengan Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Serang serta Gerakan literasi dari SMKN 1 Pulo Ampel dan MAS Nurul Hidayah Bojonegara mengadakan diskusi literasi dengan menghadirkan dua narasumber yakni Fitri Amaliyah seorang pengarang buku novel Fiil Mudhoriik dan Widiyah Penulis novel Fluida Rasa yang bernama Widiyah di SMKN 1 Puloampel Kabupaten Serang pada, Senin (23/12/2024).

Leo Ikals selaku Leader Smartfren Community Kabupaten, Founder Kreator Merdeka sekaligus ketua GPMB Kabupaten Serang mengatakan bahwa perempuan harus berdaya, salah satunya adalah dengan cara menulis atau membuat karya sebuah buku, atau menjadi seorang penulis.

“Lewat momen hari ibu ini kita ingin mengajak kepada para perempuan dimanapun untuk bisa berdaya, salah satunya adalah dengan menulis buku. Kenapa menulis? Karena menulis dapat memberikan banyak manfaat, seperti Meningkatkan kesejahteraan mental, Memicu kreativitas individu, Membuka bakat terpendam seseorang, Meningkatkan keterampilan individu dalam mencari solusi, Menumbuhkan rasa syukur individu.” Tutur Leo Ikals dalam Sambutannya.

Peringatan Hari Ibu, Smartfren Comunity Kab. Serang Ajak Perempuan Berkarya dan Berdaya Lewat Menulis Buku

Foto kegiatan diskusi literasi dari samping kiri Widiya, pengarang novel Fluida Rasa dan
Fitri Amaliyah, pengarang novel Fiil Mudhari serta Leo Ikals leader smarfren comunity Kab serang, Ketua GPMB Kab serang.

Kabupaten Serang – Dalam rangka memperingati hari ibu, Smartfren Community Kabupaten Serang berkolaborasi dengan Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Serang serta Komunitas Rumah Menulis dari SMKN 1 Pulo Ampel dan MAS Nurul Hidayah Bojonegara mengadakan diskusi literasi dengan menghadirkan dua narasumber yakni Fitri Amaliyah seorang pengarang buku novel Fiil Mudhoriik dan Widiyah Penulis novel Fluida Rasa yang bernama Widiyah di SMKN 1 Puloampel Kabupaten Serang.

Leo Ikals selaku Leader Smartfren Community Kabupaten sekaligus ketua GPMB Kabupaten Serang mengatakan bahwa perempuan harus berdaya, salah satunya adalah dengan cara menulis atau membuat karya sebuah buku, atau menjadi seorang penulis.

“Lewat momen hari ibu ini kita ingin mengajak kepada para perempuan dimanapun untuk bisa berdaya, salah satunya adalah dengan menulis buku. Kenapa menulis? Karena menulis dapat memberikan banyak manfaat, seperti Meningkatkan kesejahteraan mental, Memicu kreativitas individu, Membuka bakat terpendam seseorang, Meningkatkan keterampilan individu dalam mencari solusi, Menumbuhkan rasa syukur individu.” Tutur Leo Ikals dalam Sambutannya.