Jika kita mau belajar dari Goenawan Mohamad, seorang penulis dan budayawan menulis catatan pinggir yang awalnya di sebuah majalah tempo adalah lembar halaman yang kosong dan bingung ingin diisi apa. Setelah mendapat ide, halaman kosong itu diisi tulisan Goenawan Muhammad dengan sebutan catatan pinggir atau caping. Ditulisnya secara konsisten setiap edisi dan tetap ada di akhir halaman majalah tempo. Dan apa yang terjadi sekarang catatan pinggir atau caping itu menjadi karya luar biasa, yang dibuat berjilid, jilid. Kadang orang-orang membeli majalah tempo itu gara-gar hanya ingin membaca tulisan caping. Dan yang saya kagumi juga GM membuat judul tulisan dengan kalimat pendek tapi isi atau pembahasannya sangat mendalam dan membuat pembacanya bertanya-tanya dan berpikir. Justru itulah tujuan GM kepada pembaca kadang bukan memberi solusi tapi mengajak pembaca untuk membuka pikiran serta menjadi cerdas, bahkan dalam tulisan caping bagaikan wikipedia yang menyuguhkan referensi tulisannya dari buku, atau naskah sastra baik itu novel, buku umum serta buku-buku dari luar negeri.