Nah disinilah kesimpulannya, dari beliau menjabat sebagai walikota, menjadi gubernur sampai presiden tidak pernah menyentuh lagi masalah mobil Esemka yang dulu berharap ada campur tangan pemerintah dan pada kenyataannya saat Jokowi menjadi pemegang kekuasaan (presiden) Isu mobil Esemka seperti hanya menjadi batu loncatan dan menghilang begitu saja.
Keempat
.Sebagai pengingat sejarah pada halaman 112, ternyata Majalah tempo dan Republika pernah mencatat atau menganugerahi Jokowi sebagai salah satu dari 10 “Walikota Terbaik 2009” dan terpilih sebagai salah satu dari tujuh “Tokoh Perubahan” Republika 2010.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa majalah tempo selalu melancarkan kritikan tajam selama Jokowi menjadi presiden baik melalui media cetak (majalah tempo) atau lewat chanel podcashnya “bocor alus”. Bila kita melirik lagi ke tahun 2009, apakah tempo tidak berkaca bahwa dulu juga pernah mengagung-agungkan Jokowi.
Kesimpulan
Sebagai warga terdidik, atau melek informasi. Hendaknya kita tidak memakan informasi yang mentah. Baik itu mengenai pejabat, atau informasi hal lainnya yang belum tentu tepat atau sesuai fakta. Termasuk kasus Ijazah palsu. Karena siapapun bisa memberikan informasi tergantung pada niat si pembuat berita atau isu tersebut. Saya hanya orang biasa tidak berniat membela atau mendukung siapapun. Karena ini hanya analisis kecil, yang saya lakukan pada buku yang saya beli secara tidak sengaja. Semoga kita tidak pernah berhenti belajar, belajar lebih bijak dari hal apapun termasuk pada lingkungan sosial, dan politik yang berjalan di negeri yang kita cintai ini.